GUNADARMA




ILMU SOSIAL DASAR
MAKALAH KEBUDAYAAN TENTANG NGARET DI MASYARAKAT
Dosen :  Dr. Sri Hermawati, SE, MM










Disusun oleh :
TEGAR ADHY KARYA NUGRAHA
NPM : 57417274
 KELAS : 1IA08

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI   
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA
2017/2018


    Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atassegala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa saya panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir jaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Ilmu Sosial Dasar, dalam penyusunan makalah ini. Dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai harapan, walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.
    Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sri Hermawati selaku dosen Ilmu Sosial Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakan di masa yang akan dating. Semoga apa yang saya sajikan dalam makalah ini bermanfaat bagi saya dan teman-teman semua

                                Jakarta, 30 September 2017                                     hormat saya


                                Tegar Adhy Karya Nugraha                                    NPM : 57417274  







Daftar Isi

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang …………………………………………......................................... 4
    B. Rumusan Masalah ………………………………………...................................... 5
    C. Tujuan Penulisan ………………………………………........................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
  A. Pengertian  …………………………………………................................................ 6
  B. Penyebab ………………………………………..................................................... 6-8
  C. Dampak ………………………………………........................................................ 8-9
  C. Solusi     ………………………………………........................................................ 9-11

BAB III PENUTUP
    A. Simpulan …………………………………………………….......................................... 12
    B. Saran ………………………………………………………….......................................... 12

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia  mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa kita tinggalkan. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Banyak budaya yang membuat nama bangsa indonesia terkenal di dunia. Budaya kesenian  tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Namun, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku manapun, yakni budaya yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan  "ngaret". Istilah "ngaret" tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut sangat merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang mempunyai hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga sangat dibenci.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejatinya setiap orang pasti pernah terlambat dengan berbagai macam alasan mereka terlambat. Semua itu dianggap wajar jika keterlambatan itu hanya terjadi secara periodik akan tetapi bagaimana jika keterlambatan tersebut dilakukan secara berulang ulang dan terkesan adanya kesengajaan untuk melakukan hal tersebut. Banyak cara yang digunakan untuk menutupi kesalahan kesalahaan tersebut dengan dalih bangun kesiangan, kendaraan mogok, dll. Namun semua itu tetap kembali ke diri masing masing, bagaimana kita mengatur diri dan menghindarkan diri dari rasa malas, bagaimana penerapan kedispilinan kita untuk mengatasi masalah tersebut dan bagaimana cara kita menghargai waktu dan memanajemen waktu yang telah diberikan dengan sebaik mungkin. Sebenarnya banyak orang sukses di dunia ini lahir karena dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Bagi sebagian orang memanfaatkan waktu adalah hal sangat penting untuk diterapkan, namun lebih banyak orang secara kenyataannya tidak bisa menghargai waktu dengan baik. Jika kita salah satu orang yang sudah bisa menghargai waktu maka tetap terus pertahankan dan kembangkan. Tapi jika kita tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka sebaiknya segeralah merubah kebiasaan yang jelek tersebut.
"Kebudayan Ngaret" yang telah marak di Indonesia ini sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Bisa dibilang hampir seluruh aspek di kehidupan kita ngaret mulai dari lalu lintas, pendidikan, teknologi dan lain lain. Hal yang paling sering ditemui adalah ngaret dalam membuat janji dengan seseorang. Disiplin tepat waktu memang masih sangat rendah dalam kehidupan keseharian masyarakat. Kalaupun mereka bisa menjalankan, biasanya dengan cara ‘dipaksa’. Misalnya dengan diberi sanksi, teguran bahkan punishment, berupa, misalnya pemotongan uang makan/uang transport. Dengan cara seperti itu, maka disiplin dan datang tepat waktu baru bisa ditegakkan. Sementara disiplin di forum-forum terbuka, misalnya rapat, diskusi, seminar, disiplin tepat waktu masih sangat rendah bahkan sulit untuk diterapkan. Hal ini disebabkan karena ketidaksiplinan itu sudah menjadi kebiasaan. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah  mengapa orang orang di Indonesia sering datang terlambat? Apa yang menyebabkan mereka selalu datang terlambat? Mengapa kebiasaan "Ngaret" ini dilakukan oleh orang banyak dan dianggap sebagai "Budaya"? Apakah  Budaya ngaret termasuk hal yang patut untuk dibanggakan?
Berdasarkan kebiasaan masyarakat di Indonesia yang sering terlambat maka makalah ini akan membahas tentang fenomena Budaya Ngaret yang terjadi di Indonesia.

 B.    Rumusan Masalah
Makalah ini membahas rumusan masalah sebagai berikut.
1.        Apakah penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu?
2.        Apa sajakah dampak yang dapat ditimbulkan dari budaya ngaret yang semakin marak di lingkungan masyarakat?
3.        Apa solusi yang harus dilakukan untuk memberantas kebiasaan buruk budaya ngaret di Indonesia?
C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1.        Mengidentifikasikan penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu.
2.         Mendiskripsikan apa saja dampak yang ditimbulkan dari budaya ngaret yang semakin marak di lingkungan masyarakat.
3.        Mengidentifikasikan solusi yang harus harus dilakukan untuk memberantas kebiasaan buruk budaya ngaret di Indonesia.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Sudah menjadi rahasia umum kalau di Indonesia marak akan "Kebudayan Ngaret". Telat bisa dikatakan terlambat, kata telat sendiri merujuk kearah ketidaksengajaan, berbeda dengan ngaret yang lebih condong ke kesengajaan dalam diri kita sehingga ngaret itu justru yang menyebabkan terlambat dan tidak sebaliknya. Ngaret adalah istilah bagi ketidaktepatan waktu, atau dengan kata lain terlambat karena mengulur-ulur waktu atau malas. Jam adalah penunjuk waktu, sangat tegas dan nyata namun kalau waktu bisa difleksibelkan, molor sebagaimana karet, itulah dinamakan jam karet atau Ngaret.
Kebiasaan terlambat memang bukan hal yang aneh lagi di lingkungan kita dan biasanya kita sangat akrab dengan istilah “jam karet”. Jam karet merupakan istilah yang merujuk kepada konsep “elastisitas” waktu, di mana sebuah waktu yang telah ditentukan bukan merupakan sesuatu yang pasti melainkan sesuatu yang dapat  diundur (dianalogikan dengan direnggangkan atau diulur  seperti karet). Istilah “jam karet” pun seakan sudah menjadi suatu budaya tersendiri di indonesia. Tentu saja ini bukan suatu budaya yang baik apalagi sampai mewarisi budaya ini dari satu generasi ke generasi berikutnya.

B.     Penyebab Orang Indonesia Sering Tidak Tepat Waktu
Jika ditanya apakah anda sudah pernah terlambat / telat, pasti jawabannya "Ya". Entah apapun telat itu, mulai dari telat makan, telat tidur, telat sekolah,telat ke kantor, telat janjian, telat rapat, dan telat telat yang lainnya. Kita pasti pernah mengalaminya atau mungkin malah sering melakukannya. Miris jika dikatakan secara gamblang, memang sangat tragis dimana suatu perbuatan yang bisa dikatakan "negatif" justru sangat booming disini. Dari sekian banyak orang, mungkin hanya segelintir orang yang benar benar menyikapi dan memerangi telat, ya mungkin hanya orang orang yang mendapatkan pencerahan dan bersikap kritis mengenai budaya di negara ini. Inilah Indonesia, Negaraku tercinta nan indah, dan yang sangat disayangkan adalah budaya ngaretnya yang sangat luarbiasa. Apakah seperti inikah cerminan bangsa agraris di negeri ini ?
Berikut adalah penyebab yang menjadikan budaya jam karet ini sulit dihilangkan dari kehidupan kita:
1. Orang-Orang Suka Menunda.
Suka menunda adalah penyebab utama dari budaya jam karet ini. Tak bisa dipungkiri, ada cukup banyak orang yang kerap menunda melakukan sesuatu. Misalnya menunda pertemuan, tentu saja hal semacam ini akan mempengaruhi waktu orang lain. Dan jika waktu seseorang sudah terganggu maka dampaknya bisa meluas ke berbagai hal lain. Mau tak mau, keterlambatan akan sering terjadi. Dan jadilah jam karet.

2. Orang-Orang Menganggap Bahwa Jam Karet Sudah Jadi Budaya.
Banyak orang yang merasa bahwa buat apa datang cepat, toh akhirnya acaranya pasti molor. Kira-kira begitulah persepsi sebagian orang, mereka menjadi malas datang tepat waktu (datang cepat) karena mereka meyakini bahwa biasanya acara akan jadi molor. Dari jam 9 jadi jam 9.30, dari jam 10 jadi jam 10.45 dan seterusnya. Dan kebiasaan ini sudah jadi habits, sudah jadi kebiasaan, jadi mau tak mau jelas tidak mudah untuk dihilangkan.




3. Kebiasaan Memaklumi Keadaan.
Di Indonesia bukanlah hal yang tabuh untuk memaklumi sesuatu, misalnya seseorang terlambat ke kantor. Lalu ia ditanya oleh atasannya, kenapa kamu terlambat? Macet Pak.
Ya hal semacam ini tidaklah asing bagi sebagian orang. Akan selalu ada saja alasan agar kita dimaklumi. Kebiasaan memaklumi ini jika terlalu sering dan lama maka menjadi tidaklah baik. Pemakluman yang terlalu sering akan mengakibatkan kita kurang tegas, dan kalau tidak tegas disiplin pun jadi susah untuk diterapkan. Alhasil imbas nya adalah kebiasaan jam karet menjadi kerap dimaklumi oleh orang-orang.

4. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Arti Disiplin.
Anehnya setiap kegiatan ataupun acara di Indonesia itu pasti: telat, molor, fleksibel. Banyak kegiatan yang akhirnya ditunda karena pihak pihak yang bersangkutan telat atau lebih tepatnya Ngaret. Dengan merebaknya budaya ngaret dan telat sudah menjadi cerminan buruknya tingkat kedisiplinan menghargai waktu para warga di Indonesia. Bahkan kalau bisa dikatakan mungkin Indonesia adalah negara dengan budaya ngaret yang sudah mendarah daging karena menurut beberapa artikel negara- negara di luar sana justru sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan ketepatan waktu. Kedisiplinan memang hal yang harus dibudayakan bukan malah telat atau ngaret yang justru dilestarikan. Butuh adanya kesadaran diri untuk disiplin dan tertib. Disiplin bukan tentang kepentingan orang lain akan tetapi justru kepentingan diri sendiri, dengan disiplin akan membuat hidup teratur dan berkesinambungan.. Jika sudah membuat janji pada waktu tertentu maka usahakan sebisa mungkin untuk tidak telat atau On Time.

 5. Kurangnya Kesadaran Menghargai Waktu.
Sebagaimana kita ketahui dengan baik, banyak orang sukses di dunia ini lahir karena dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Bagi sebagian orang memanfaatkan waktu adalah hal sangat penting untuk diterapkan, namun lebih banyak orang secara kenyataannya tidak bisa menghargai waktu dengan baik. Jika kita salah satu orang yang sudah bisa menghargai waktu maka tetap terus pertahankan dan kembangkan. Tapi jika kita tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka sebaiknya segeralah merubah kebiasaan yang jelek tersebut.
Banyak hal yang dapat kita capai jika kita dapat memanfaatkan waktu. Secara teori mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa menghargai waktu itu adalah sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang sangat vital peranannya.
Djamaludin Ancok (dosen Fakultas Psikologi UGM) juga meyebutkan tentang budaya jam karet di Indonesia dalam buku Psikologi Terapan, bagaimana seorang petani di Indonesia saja ngaret dan tidak disiplin serta memanfaatkan waktu. Beliau menjelaskan bahwa budaya masyarakat agraris juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia terhadap waktu. Masyarakat agraris adalah masayarakat yang sangat bergantung pada sektor pertanian, seperti yang kita ketahui para petani di Indonesia bisa bekerja kapanpun, pagi,  siang, sore, bahkan tidak hanya itu mereka juga bisa memanen kapanpun menyesuaikan dengan jenis tumbuhan yang mereka tanam. Maka dari itu sebagian besar dari para petani tersebut menjadi terkesan "malas" dalam menggarap sawahnya, berbeda dengan para petani di luar negeri, mereka justru memanfaatkan waktu secara optimal mengingat musim tanam mereka hanya sebentar, otomatis bagaimanapun mereka harus memanajemen waktu mereka agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.

 C.    Dampak yang Ditimbulkan dari Budaya Ngaret
Budaya ngaret dapat menyebabkan dampak positif maupun negative. Akan tetapi lebih banyak dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif. Brikut adalah dampak negatif :
1.    Rencana yang akan dilakukan menjadi berantakan.
Penundaan penundaan serta penguluran waktu yang dilakukan ketika ngaret jelas akan merusak schedule yang telah dibuat selanjutnya. Contohnya adalah suatu acara yang sudah dijadwalkan akan berlangsung dua jam dari jam 10 sampai jam 12. Kemudian rapat tersebut tertunda setengah jam karena peserta rapat banyak yang datang terlambat. Dengan asumsi rapat tetap dua jam serta waktu istirahat jam 12, maka telah terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya listrik yang dikali setengah jam. Dengan asumsi rapat diakhiri jam 12, maka telah terjadi inefisiensi dalam pembahasan materi rapat yang cenderung akan dibahas secara tergesa-gesa karena kurangnya waktu. Inefisiensi juga akan terjadi pada rentetan kegiatan berikutnya karena keterlambatan rapat tersebut.

2.    Mengakibatkan rasa gelisah atau "Stress"
Karena mungkin ada rasa bersalah telah terlambat yang pastinya berefek negatif atau tidak menguntungkan bagi diri kita. Dengan adanya gangguan jiwa tersebut maka akan mempengaruhi psikologi orang tersebut bahkan bisa berujung pada kecelakaan fisik. Bayangkan saja jika kita diposisikan sedang dalam rapat yang bernilai investasi tinggi akan tetapi kita telat atau ngaret ketika datang, maka kemungkinan besar yang akan terjadi adalah kehilangan investasi besar tersebut. Akibat lain yang disebabkan oleh kehilangan investasi tersebut bisa berujung ke bunuh diri atau mungkin mengasingkan diri dari peradaban karena bisa jadi investasi yang telah hilang tersebut adalah investasi yang benar benar berharga untuk perusahaan tersebut, dan dengan kehilangan investasi tersebut maka perusahaan itu terancam bangkrut.
3.      Mengecewakan dan Membosankan Pihak Lain
Orang lain bisa menjadi kecewa, marah, bosan dengan tingkah kita yang tidak bisa memanfaatkan dengan baik dalam hal penggunaan waktu.
4.      Mencemarkan Diri Sendiri dan Nama Baik Bangsa
Jika kita sering ngaret maka kita akan di cap sebagai seseorang yang tidak bisa tepat waktu. Bayangkan jika ini terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia, bangsa kita juga akan dicap sebagai bangsa yang memiliki kebiasaan / budaya ngaret.

 Sedangkan untuk dampak positifnya adalah:
1.    Lebih Santai
Orang-orang di psikolog atau psikiater menyebut orang dengan kepribadian ini dengan tipe B yaitu kebalikan dari tipe A yang cenderung selalu menepati janji. Orang dengan kepribadian tipe B ini cenderung santai dan tidak terlalu menaruh perhatian terhadap waktu. Kebanyakan dari orang orang yang berkepribadian tipe B ini lebih cenderung memiliki prinsip alon alon asal kelakon dan menurut mereka terlambat ataupun ngaret bukanlah hal yang menyebabkan stress. Maka dari itu orang orang ini cenderrung memiliki resiko kecil terhadap penyakit penyakit yang disebabkan oleh stress dan secara tidak langsung kemungkinan hidup mereka akan jauh lebih panjang dibandingkan dengan orang yang berkepribadian tipe A yang selalu stress karena mempermasalahkan tentang waktu.

D.    Solusi Untuk Memberantas Kebiasaan Buruk Budaya Ngaret Di Indonesia
Salah satu cara terbaik agar kita dapat dengan benar menghargai waktu supaya tidak terus-terusan ngaret atau terlambat adalah dengan membuat jadwal dari aktivitas yang akan direncanakan dilakukan. Di-era sekarang sudah canggih dan sudah banyak berbagai macam fasilitas untuk menyusun suatu jadwal yang kita inginkan seperti PDA, komputer dan masih banyak jenis alat penunjang lainnya. Tapi sayangnya jadwal yang telah kita buat dengan rapi tersebut terkadang masih sering meleset atau tidak berjalan dengan baik.
Untuk dapat mengatasi masalah kebiasaan buruk budaya ngaret ini diperlukan kesadaran seseorang untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Berikut ini tips sederhana cara memanfaatkan waktu dengan baik :
1.      Usahakan agar setiap menyusun jadwal,
Untuk setiap waktu yang telah ditentukan telah disiapkan dengan target dan sasaran yang ingin diperoleh. Misalnya jika kita ada jadwal untuk rapat, maka usahkan agar dalam jadwal yang telah kita buat telah dicantumkan apa target dari rapat yang ingin dicapai, sehingga rapat dapat berjalan dengan memakan waktu yang lebih efisien alias tidak molor.

2.      Harus memiliki komitmen tinggi untuk tidak menggunakan jam karet.
 Mungkin kita sudah tau makna dari kalimat tersebut. Sudah menjadi budaya yang jelek di lingkungan kita dengan tidak tepat waktu berdasarkan jadwal yang telah disepakati. Kebiasaan ini tentu sudah kita ketahui adalah kebiasaan yang super jelek yang harus ditinggalkan. Jika kita sudah mebuat jadwal dengan waktu tertentu, maka kita harus mengerjakannya dengan tepat waktu. Kecuali jika memang ada urusan lain yang super penting. Namun perlu diingat, kita harus membuat jadwal yang se-realistis mungkin, sebagai contoh jika kita bisa maksimal sampai di kantor jam 8 pagi, maka jangan membuat jadwal pada jam 7 pagi. Perlu dipertimbangkan faktor halangan lainnya semisal kemacetan, pola bangun pagi dll.
3.      Harus realistis
Mungkin hal ini telah sedikit di singgung pada poin sebelumnya. Hanya mempertegas saja, sebaiknya buatlah jadwal dengan pertimbangan yang matang sehingga dapat dijalankan dengan benar. Jangan missal rapat biasanya normal diadakan minimal berlangsung 1 jam lalu kita buat jadwal rapat hanya 30 menit. Agar lebih realistis lagi, jika memungkinkan tambahkan waktu sekitar 10 hingga 20 persen sebagai waktu jeda, hal ini bertujuan untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diduga sebelumnya.

4. Komunikasi yang baik     
Jika dalam jadwal kita melibatkan kontribusi dengan orang lain, maka sebisa mungkin tidak ada salahnya untuk mengusahakan melakukan konfirmasi ulang ke orang yang bersangkutan. Manfaatkan kemajuan teknologi, kita dapat meminta konfirmasi  orang lain tersebut missal dengan menggunakan email, sms, dll. Hal ini sangat berguna untuk mencegah kita dari kerugian waktu. Misal kita datang capek-capek untuk rapat, tapi ternyata rapat di-cancel. Mungkin sudah terbanyang berapa kerugian waktu yang telah kita buang.

5.      Melakukan sikap ambil alih
Misal kita sudah selesai rapat, tentu jarang sekali dapat kesempatan untuk langsung mengerjakan jadwal berikutnya. Terkadang kita sering ngobrol dengan rekan kerja untuk beberapa saat, oleh karena itu disini fungsinya kita menyisihkan waktu jeda tambahan dalam setiap jadwal antara 10-20 persen. Namun terkadang obralan yang diluar jadwal tersebut melebar kemana-mana dan melebihi dari waktu cadangan tambahan yang telah kita sisipkan dijadwal. Menghadapi situasi seperti ini, kita harus bisa tegas untuk meminta ijin menyudahi pembicaraan atau pamit diri-lah bahasa ngtrend-nya.

6.      Harus Mampu menghargai waktu
Waktu itu sangatlah penting dan berharga, kenapa ?  Karena waktu adalah suatu hal yang tidak dapat terulang, maka sebisa mungkin kita harus memanfaatkannya dengan sebaik dan seefisien mungkin agar tidak terbuang sia sia. Menghargai waktu sama saja dengan menghargai orang lain karena jika diruntut semuanya akan saling berhubungan satu sama lain. Misalnya ketika ada janjian dengan orang lain pada jam tertentu dan datang pada tepat waktu maka secara tidak langsung kita juga menghargai waktu kita juga waktu teman janjian kita dengan cara tidak molor atau mengulur ulur waktu. Tentunya jika kita melakukan hal tersebut secara berulang ulang sehingga menjadi kebiasaan pasti akan banyak orang yang simpati dan berasumsi bahwa kita adalah orang yang bertanggungjawab dan menghargai waktu. Seperti yang dikatakan oleh Choan - Seng Song (235: 2008 ) sebagai berikut :waktu adalah suatu ruang yang di dalamnya mereka melakukan segala usaha yang memperluasnya agar dapat memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal. Kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang telah menghasilkan prestasi terbanyak dalam waktu sesingkat mungkin. Dari pernyataan beliau bisa diambil kesimpulan bahwa secara tidak langsung waktu itu sangat cepat, maka dari itu waktu tersebut haruslah diisi dengan hal hal yang bermanfaat serta segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya selama hidupnya. Choan menjelaskan juga bahwasanya kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang menghasilkan prestasi yang amat banyak akan tetapi dengan memanfaatkan waktu sesingkat mungkin. Dalam waktu yang singkat itu maka kita akan lebih terfokus dengan tujuan tujuan kita dalam menjalani hidup pastinya. Dengan mengetahui bahwa waktu yang dimiliki sangatlah sedikit juga kita kan mencari cari kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masa mendatang. Akan tetapi jarang orang yang menyadari bahwa waktu itu sangatlah sedikit, maka dari itu perlu adanya kesadan diri akan pentingnnya sebuah waktu. Jangan sampai menyia- nyiakannya dengan hal yang tidak penting bahkan merugikan. Ingat waktu itu itu tidak akan akan terulang lagi, menghargai waktu sama pentingnya dengan bersikap sopan santun dengan orang lain. Dengan datang tepat waktu merupakan salah satu cerminan dari menghargai waktu yang dimiliki, karena datang tepat waktu sama saja menghargai waktu yang digunakan oleh diri kita sendiri dan juga waktu yang dikeluarkan oleh orang lain atau teman janjian kita. Menghargai waktu juga sama menghargai hidup, seperti yang dijelaskan diatas bahwa waktu tidak dapat terulang, jadi apa yang dilakukan sekarang adalah apa yang akan kita dapat.





 BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Berdasarkan paparan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya ngaret sebenarnya adalah salah satu cerminan dari kemalasan, karena ngaret itu lebih mengandung unsur kesengajaan untuk terlambat dibandingkan dengan sebuah tragedi yang tidak disengaja. Ngaret juga banyak mengandung efek negatifnya dibandingkan dengan efek positifnya karena ngaret itu sendiri sebenarnya adalah sebuah sikap atau tabiat yang jelek, jadi efek yang akan timbul dari sikap yang jelek juga tidak terlepas jauh dari hal hal yang negatif. Untuk mengatasi kebiasaan buruk itu maka harus berubah yaitu salah satunya dengan membiasakan diri untuk bersikap disiplin, menghargai waktu dan juga memanajemen waktu agar kegiatan kita lebih teratur dan jelas arah dan tujuannya.
1.         Penyebab budaya jam karet sulit dihilangkan dari kehidupan kita adalah sebagai berikut.
a.      Banyak orang yang kerap menunda melakukan sesuatu.
b.     Orang-orang menganggap bahwa jam karet sudah jadi budaya.
c.      Kebiasaan memaklumi keadaan.
d.     Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti disiplin.
e.      Kurangnya kesadaran menghargai waktu.
2.         Dampak dari budaya ngaret di Indonesia adalah sebagai berikut.
Dampak Negatif:
a.         Rencana yang akan dilakukan menjadi berantakan
b.        Mengakibatkan rasa gelisah atau "stress"
c.         Mengecewakan dan membosankan pihak lain
d.        Mencemarkan nama baik diri sendiri maupun bangsa
Dampak Positif:
a. Lebih santai, karena tipe ini lebih cenderung memiliki prinsip alon alon asal kelakon dan menurut mereka terlambat ataupun ngaret bukanlah hal yang menyebabkan stress.
3.         Solusi agar masyarakat tidak membudayakan jam karet adalah sebagai berikut ini.
a.     Harus ada kesadaran dari tiap-tiap orang.
b.     Harus memiliki komitmen tinggi untuk tidak menggunakan jam karet.
c.      Evaluasi untuk mengukur sejauh mana kita melakukan perubahan dalam hal disiplin tersebut.

B.     SARAN
Mengubah kebiasaan itu sulit. Tapi bukan berarti tidak bisa. Sebagai umat muslim, seharusnya kita mafhum akan pentingnya disiplin dalam waktu termasuk dalam waktu sholat. Selain itu kita harus memiliki kesadaran akan pentingnya waktu dan harus memanfaatkannya dengan baik. 3M wajib kita laksanakan yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil, dan Mulai dari sekarang.




















DAFTAR PUSTAKA

Helianthusonfri , Jefferly .2013. 3 Penyebab Kenapa Budaya Jam Karet Selalu Ada di Indonesia. Diperoleh 27 November 2013, Dari file ://penyeab budaya jam karet selalu ada di Indonesia.htm
Nahuway, Friska. .2011.Cara Jitu Memanfaatkan Waktu. Diperoleh  27 Novemb\er 2013, dari file:///D:/wib/solusi.htm
Ry, Ave.2013.Tepat  Waktu Bos. Diperoleh 27 November 2013, dari file:///D:/wib/Assalammualaikum.htm
Wijanti, Rimbi.2013. Menjamurnya Budaya Ngaret Fenomena Merebaknya Kemalasan di Indonesia. Diperoleh 27 November 2013, dari file:///D:/wib/Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VC6_3IA11_57417274_TEGARADHY | SISTEM BASIS DATA 2 */**

VC7_3IA11_57417274_TEGARADHY | SISTEM BASIS DATA 2 */**

VC8_3IA11_57417274_TEGARADHY | SISTEM BASIS DATA 2 */**